*PLUNG*

Bisa jadi ini pertanda untung bisa juga rugi, tapi yang pasti setiap peristiwa pada setiap detik langkah di dalam kehidupan kita pasti terjadi atas izin Allah. Maha Suci Allah yang memberi kejadian itu hingga dapat diambil hikmah dalam setiap kejadian besar dan kecil. Allahuakbar… Allahuakbar.. Bersegeralah wudhu ketika mendengar adzan. Bukan karena muslim taat banget, tapi lagi baik aja plus saya akan masuk kelas lagi jam 1 siang. Mulus perjalanan sampai saya menekukkan badan di toilet- BAK- Alhamdulillah. Pas buka keran, kok airnya keruh, seperti ada serbuk-serbuk kayu yang keluar dari keran. Lalu saya biarkan air mengucur, maksudnya biar habis kotorannya dan air jadi jernih. Ketika badan saya bergerak waktu ngutak ngatik keran dibantu dengan menampung air di gayung, tiba-tiba aja kunci lemari yang berada di kantong blazer (baju) berisik, klinting-klinting, dan Ohh… Adegan ini yang mulai bikin mual sampai detik menulis…. 3(1090) Kuncinya masuk ke lubang toilet. kejadian kecil tapi efeknya cukup besar. Padahal waktu kuncinya berisik di dalam kantong, sebenarnya saya masih bisa ambil terus pindahin ke wastafel. Tapi karena ngegampangin, malah jadi lama di dalam kamar mandi. Sekarang malah harus berusaha ngambil kunci pakai lidi. download (1) Berhasil…. Gak perlu sejam sih, saya cuci tangan, cuci kunci, terus wudhu. Efek lamanya adalah saya merasa sangat mual. Tolooongggggggg!!!!! images (1)

4 April 2015, Rembulan kan menatap Sang Pencipta Semesta : Gerhana (إن شاء الله)

Melihat dari sisi pandang berbeda.

pengikatsurga

Dia masih sangat kecil, ya sangat kecil, tapi daya ingatnya luar biasa

Dalam usia belia, rentang 7-9 tahun, berhasil menghafal apa yang Rasulullah katakan

berhasil mengingat dan menceritakan kembali apa yang dilihatnya dari Rasulullah di rentang usia belia

105 Hadits diriwayatkan olehnya didalam musnad Imam Ahmad

pemuda belia itu, An Nu’man Bin Basyir, bayi pertama yang terlahir dari kalangan Anshar setelah hijrah Rasulullah.

Satu Hadits membuka spektrum pemahaman spektakuler, tentang gerhana,

ketika An Nu’man berkata :

انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَخَرَجَ فَكَانَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَيَسْأَلُ، وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ وَيَسْأَلُ، حَتَّى انْجَلَتْ، فَقَالَ: ” إِنَّ رِجَالًا يَزْعُمُونَ أَنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ إِذَا انْكَسَفَ وَاحِدٌ مِنْهُمَا، فَإِنَّمَا يَنْكَسِفُ لِمَوْتِ عَظِيمٍ مِنَ الْعُظَمَاءِ، وَلَيْسَ كَذَلِكَ، وَلَكِنَّهُمَا خَلْقَانِ مِنْ خَلْقِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِذَا تَجَلَّى الله عَزَّ وَجَلَّ لِشَيْءٍ مِنْ خَلْقِهِ خَشَعَ لَهُ

Matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah _salam sejahtera baginya_ Rasulullah keluar dari rumahnya dan shalat dua raka’at…

Lihat pos aslinya 263 kata lagi

Fulbright Scholar

Kucluk… Kucluk. Temanku tiba-tiba bertanya tentang masa depan yang menjanjikan. “Mau dapat beasiswa ke Amerika?” katanya di siang hari, yang bukan hanya menambah kepanasan terik matahari tapi juga membuat hatiku meleleh terbakar klepek-klepek hingga menjadi haus dan lapar. Haus ilmu dan lapar mata. Hadeh.
Siapa dong yang tidak mau mengambil kesempatan yang WOW itu? Meskipun belum tentu lulus, tapi setidaknya dicoba. Meskipun juga sadar diri bahwa kemampuan bahasa inggris dibawah pas-pasan, tapi sok meyakinkan diri dan juga diyakinkan teman, gak apa-apa bisa kursus. Yay… Peluang besar karena beasiswa ini memang diperuntukkan khusus untuk pegawai negeri perguruan tinggi dan ristek. Hampir seluruh penyelenggara pendidikan tinggi memiliki kesempatan di daerahnya masing-masing. Menggebu-gebulah rasanya, ingin sukses. Meraih prestise. Pergi jauh ke negeri orang yang akan banyak dapat segudang pengalaman, jauh dari penat negeri pribumi. Melupakan segudang cerita masa lalu, yang penting jauh. Jadi punya mimpi dadakan sekolah di luar negeri melalui beasiswa fulbright yang menjadi salah satu program dari kementrian ristek dikti. Apalah karenanya dan nantinya, pokoknya harus bisa.. semangat.

index

Huhft!! Benar-benar lapar mata bukan juga haus ilmu, sebab belum genap sehari, perubahan hati ini terjadi hanya dalam satu jam setelah keinginan menggebu-gebu itu muncul. Benar, Allahlah yg memiliki hati. Setiap saat keadaan hati kita bisa berubah. Kita sendiri tak mampu menundukkannya tanpa ada Allah yang menggerakkan. Subhanallah!
Kadang, kita terlalu terburu-buru berkeinginan (bagi kita yang tidak sedang diuji dengan waktu). Aku teringat kata-kata dia, boleh memilih apa yang kita suka asal pilihan itu memang pilihan yang akan kita jalani dengan sepenuh hati, bukan sekedar ikut-ikutan atau pelarian dari masalah. Ricuh bertepuk tangan… sweet. Iya, bahkan saat kita tau kita tidak punya kemampuan pada pilihan itu, tidak fokus menyelesaikannya sampai akhir, kenapa masih juga berkeinginan?
Bukan juga hanya sekedar berkeinginan sesaat tanpa dipikirkan sebab, akibat, dan manfaatnya, tapi juga meluruskan niat. Alhamdulillahnya, aku jadi mengukur diri bahwa tujuanku bukan pada belajar ilmu akuntansi secara penuh melainkan hanya sebatas pemenuhan akan kewajiban. Bakat, minat, dan potensiku bukan pada keilmuan yang rasanya jauh untuk digapai secara maksimal. Ada mimpi lain yang harus dikejar dan dilanjutkan. Fokus pada hal yang telah dirintis. Ayo, selesaikan satu persatu. Memiliki amal sedikit tapi prioritas dan maksimal jauh lebih baik dibandingkan banyak bidang ilmu tapi aku hanya dikenal oleh makhluk bumi dan langit sebagai ecek-ecek. Huwah.
Setiap kita memiliki kemampuan yang berbeda. Maksimalkan potensi yang Allah berikan pada diri, justru beda bidang keilmuan itulah yang membuat kita bisa saling melengkapi. Kalo kata tere di lirik lagunya, “harusnya perbedaan menjadi jalan untuk dapat saling melengkapi.” Pilihlah apa yang memang kita inginkan sesuai kemampuan, fokus, dan raih penuh totalitas ya. Kejar sampai berhasil di mata manusia dan Allah, apapun itu. ^__^

Maaf yang Jauh

Kau tau, setiap kita yg dilahirkan sebagai manusia pastilah tidak selalu berada pada pribadi yang baik, meskipun Allah telah menciptakan malaikat yang penuh ketaatan kepadaNYA masih saja diperintahkan bersujud kepada Adam, begitu juga seluruh tanaman, hewan, hasil bumi juga ditundukkan untuk manusia, meskipun juga kekhalifahan di muka bumi ini diserahkan kepada manusia untuk memimpin. Manusia tetaplah berubah, sebagaimana iman yang terus berfluktuasi. Suatu waktu kita bisa menjadi malaikat bagi sekitar, tapi beberapa detik kemudian bisa berubah menjadi jelmaan setan yang begitu liar dalam kata dan perbuatan.

Perilaku manusia bergerak dari hati. Tak ada hati yang murni baik sepanjang masa. Begitupun sebaliknya, tidak ada keburukan yang melekat abadi pada mukmin kecuali manusia yang telah ditutup hatinya oleh Allah. Begitupun dengan saya, kita. Pernah, merasa paling ditekan tanpa ada kesempatan untuk dimengerti? Pernah merasa diri paling pongah? Pasti pernah, tapi mungkin itu hanya sekedar perasaan, alasan pembenaran mencari siapa yang bisa disalahkan atau bagian dari kepercayaan diri yang terlalu besar, berlebih. Bukti keegoisan diri. Kita yang mencari pengakuan “aku tidak salah”

Kita sering lupa, bahwa mungkin kitalah yang sebenarnya salah. Mungkin juga mereka yang menyalahkan yang salah. Apapun kondisinya, kita memiliki sisi benar dan salah. Tak ada kesalahan yang berdiri tanpa sebab, dan sebabnya adalah kita, lingkungan kita, yang jelas Allah tak pernah salah dalam berkehendak. Kata “Latif” mengingatkan kita tentang lembutnya Allah. Manusia hakikatnya hanya suka menerka, sok tahu, sering memberi vonis atas nama Tuhan, sedang kita sendiri belum tahu benar sebaik apa posisi kita di hadapan Allah.Selembut apa kita terhadap saudara kita, sedia apa kita saat kita dibutuhkan.

Ramadhan menjelang..
Satu persatu manusia meninggalkan dunia membawa kesalahan dan kebenaran dalam dirinya, tanpa pernah bisa merayu sang pembawa maut, jiwa-jiwa itu melayang pergi terhempas dari raganya kembali pada yang menciptakan, tanpa pernah berkesempatan mencuci diri di lautan ampunan Ramadhan di tahun ini. Setiap kejadian menjadi kenangan. Saya, kita, tak pernah tau pada bulan apa terakhir suaan kita.

Pada jiwa yang kerdil, tulisan ini menjadi wasilah pada mereka yang pernah tergores luka dari kesalahan atau yang menorehkan luka atas perbuatan salah. Sejatinya kita tak pernah benar hingga layak menyalahkan orang lain. Kita juga tak pernah absen dari kesalahan hingga puas membenarkan diri sendiri. Biarlah penilaian itu milik Allah semata, sedang lisan dan tangan tak cukup berani untuk menyampaikan maaf. Berharap suatu hari, tulisan ini bisa sampai pada yang dimaksud hingga akhirnya hadir sebuah keikhlasan. Pelukan jauh yang mungkin tak lagi terasa hangat saat ini, akan digantikan oleh hangatnya mentari yang selalu setia mengganti mendung. Berharap, episode terburuk sekalipun dalam hidup kita bisa menjadi penggugur dosa-dosa. Perjalanan panjang masih terus menanti jiwa-jiwa yang lebih hebat. Saya juga tak pernah tau, apa bisa menjadi hebat saat bulan itu tiba. Saya tak mampu tampil cantik penuh senyum menatap wajah-wajah itu demi mengakui kesalahan dan keegoisan diri, tapi juga tak munafik mengakui bahwa masih ada perasaan berat untuk membuatnya biasa saja.

Biarlah jiwa-jiwa ini mencari ketenangan dengan caranya sendiri. Berubah lewat waktu. Bulan- bulan yang ada semuanya indah, sampai kau bertemu dengan keindahan abadi pada saatnya nanti.

Saat Kau Menjadi istri

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya, disebabkan karena Allah telah menetapkan hak bagi para suami atas mereka (para istri). (HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, “hadis hasan shahih.” Dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani)

“Dunia (hidup di dunia ini) adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan di dunia ini adalah istri yang baik (sholehah).” (Shahih Muslim, Kitab 14, Bab 17, Hadits No.1467). Ada beberapa hal yang patut diperhatikan oleh seorang istri yang shalehah di dalam keluarga, termasuk pergaulannya terhadap suami. Beberapa hal tersebut adalah:

1.♥ Menjadi seorang istri yang baik adalah sedemikian penting sehingga dari titik pandang Islam, seorang istri yang baik dipandang sebagai sesuatu yang paling baik di dunia.

2.♥ Peranan perempuan dalam rumah tangga sangat penting. Sesungguhnyalah ia merupakan faktor penentu.

3.♥ Istri harus melakukan yang terbaik untuk menjaga agar suaminya tetap senang kepadanya.

4.♥ Istri ideal harus memadukan 3 hal: Ia dapat membahagiakan suaminya bila suami melihatnya, dengan cara merawat diri agar selalu tampil cantik di depan suami. Ia harus taat dan tidak menentang keinginan suaminya baik menyangkut diri sang istri atau harta bendanya dengan melakukan sesuatu yg dicela olehnya.

5.♥ Menolak tidur bersama suaminya ketika ia mengajaknya tidur adalah kesalahan besar yg harus dihindari.

6.♥ Jika sang istri berniat untuk puasa sunnah, ia boleh melakukannya setelah ada izin dari suaminya. Jika tidak ada izin suaminya, maka suami berhak membatalkan puasa yang sedang dijalaninya.

7.♥ Adalah kewajiban seorang istri untuk tidak mengizinkan seseorang, yang tidak diinginkan suaminya, untuk masuk ke dalam rumah tanpa izin darinya.

8.♥ Istri tidak boleh memberikan sesuatu yang mungkin hak milik suaminya tanpa perkenannya.

9.♥ Seorang istri tidak patut meminta dari suaminya uang tambahan atau apa yang ia tidak miliki atau tidak mampu memberikannya, dan ia harus menunjukkan rasa terima kasih atas apapun yang telah suaminya berikan.

10.♥ Seorang istri harus mengakui bantuan apapun yang diberikan suaminya di dalam rumah.

11.♥ Istri yang baik adalah ia yg taat pada perintah suaminya jika ia memintanya melakukan sesuatu.

12.♥ Saat suami pulang ke rumah, istri harus menyambutnya dengan ramah dan menemuinya dengan penampilan yang baik dan cantik.

13.♥ Istri tidak mengabaikan kebutuhan-kebutuhan suaminya atau melalaikan tuntutannya. Semakin seorang istri memperhatikan suaminya, maka semakin besar pula timbul rasa cinta suami padanya. Kebanyakan para suami – secara faktual, memandang perhatian sang istri pada mereka sebagai satu ekspresi dari cintanya.

14.♥ Seorang istri harus hati-hati dalam menyampaikan persoalan-persoalan keluarga, atau mengadu padanya tentang anak-anak, dll. Terutama menyampaikan sesuatu disaat suami sedang kelelahan..tapi carilah saat-saat yang tepat dan rilex. Istri juga harus berupaya menciptakan suasana damai yang dibutuhkan suaminya.

15.♥. Bagi seorang istri yang menghormati kerabat dekat suaminya dan memperlakukan mereka dengan ramah adalah – sesungguhnya – merupakan tanda penghargaan dan hormat bagi suaminya.

16.♥ Seringkali meninggalkan rumah adalah suatu kebiasaan buruk bagi perempuan. Ia juga tidak boleh meninggalkan rumah jika suaminya keberatan ia berbuat demikian.

17.♥ Istri tidak boleh bercengkrama dengan laki-laki asing tanpa mengindahkan keberatan suaminya.

18.♥ Istri harus penuh perhatian terhadap suaminya pada saat ia berbicara.

19.♥ Seorang istri tidak berhak meminjamkan sesuatu dari harta suaminya yang bertentangan dengan keinginannya. Tetapi ia boleh meminjamkan hak miliknya sendiri.

20.♥ Menuntut perceraian dari suami tanpa alasan yang kuat adalah Terlarang..!!

21.♥ Jika seorang teman suami bertanya tentang dia, ia boleh menjawabnya tetapi tanpa harus terlibat dalam percakapan panjang lebar.

22.♥ Terlalu banyak berargumentasi dan berdebat dengan suami, menghitung-hitung kesalahan suami, sebenarnya hanya akan menumbuhkan kebencian dan memperburuk hubungan.

23.♥ Memelihara rumah dan menjalankan tugas-tugas rumah tangga adalah menjadi tanggung jawab istri. Oleh karena itu ia harus mengerjakan tugas-tugas merawat rumah, perabot rumah tangga dan lain-lain dan juga harus hemat.

24.♥ Seorang istri tidak boleh memberi sedekah dari harta suaminya tanpa seizinnya.

25.♥ Menceritakan pada orang lain mengenai masalah-masalah Hubungan Suami Isteri adalah merupakan dosa menurut Islam.

26.♥ Seorang istri tidak perlu takut menyatakan cinta dan kasih sayang terhadap suaminya. Hal itu akan menyenangkan hatinya. Jika ia tidak menemukan cinta dan kasih sayang di rumahnya, mungkin ia akan terdorong untuk mencari hiburan dimana saja, di luar rumah.

27.♥ Kepemimpinan dalam keluarga adalah menjadi hak suami. Bagi perempuan yang menuntut persamaan hak dengan suaminya, akan berakibat adanya dua pemimpin dalam keluarga dan ini tidak dikenal dalam Islam.Tetapi suami tidak boleh bertindak dengan cara otokratis dan menyalahgunakan posisinya. Ia harus memperlihatakn cinta dan kasih sayangnya, memperlakukan istrinya sebagai partner hidup. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir).

Copas /kangudo.wordpress.com

Memberi saat sulit

Pekerjaannya hanya sebagai cleaning service di instansi pendidikan tinggi negeri, masih honor, yang belum jelas kapan akan diangkat sebagai PNS. Setiap hari yang dilakukannya menyapu dan mengepel. Menelean setiap kata “tak apa” saat setiap orang berlalu lalangdi koridor,  menginjak lantai yang masih basah. Memungut setiap sampah yang sengaja dibuang mahasiswa sembarangan, meski sesekali merasa jarang sekali  pekerjaannya dihargai, dapat dihitung siapa yang mau membantu meringankan pekerjaannya meski hanya sebatas membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Seperti tak berdaya, marah yang tergurat di wajah tetap memaksa mulutnya bungkam.

Bulan ini ia belum menerima gaji. Statusnya yang hanya pegawai honor, pasti tetap menerima gaji tiap bulan tapi belum tetap tanggal berapa, biasanya awal bulan. Seperti biasa, bulan ini ia menyetorkan cicilan kepada orang baik hati yang mau meminjamkan uang padanya. Selain juga cicilan bank yang otomatis langsung dipotong dari gajinya. Wajar rasanya, jika gaji yang ia dapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, aku pikir, Tapi ternyata bukan. Inilah alasan kenapa kita harus mempertanyakan sesuatu kepada orang yang bersangkutan, tidak membiarkan diri kita memiliki persepsi sendiri, bertanya tentang keadaan sebenarnya meski dengan alasan iseng atau mendamaikan diri.Yah, setidaknya kita menjadi tau kondisi sebenarnya karena manusia selalu punya bakat untuk berburuk sangka. Jiah… manusia (tanda petik).

Jawabannya singkat, untuk beli TV. Bagi orang-orang tertentu, TV bisa menjadi hiburan saat merasa sepi. Ternyata TV itu bukan untuknya, melainkan TV baru untuk tetangganya.  Ia membeli TV baru lalu tetangganya mencicil secara kredit kepadanya per bulan sejumlah uang yang besarnya sama dengan jumlah uang yang ia pinjam kepada orang di tempatnya bekerja (riweh amat bahasanya). Jadi, ia tidak  menjadikan itu sebagai bentuk usaha untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Alasannya membantu tetangga, memudahkan urusan tetangganya. Membayangkan, membantu orang lain padahal ia juga terpaksa harus pinjam karena tak punya simpanan lebih. Padahal juga TVnya mungkin tidak lebih layak dari TV baru milik tetangganya. Padahal, kenapa ia harus repot-repot membuat tetangganya bahagia memiliki TV baru yang lebih banyak menayangkan acara-acara tidak bermanfaat, hiburan semata yang mungkin melalaikan kita dari mengingat Allah. Tapi ia memiliki alasan simple, membuat tetangganya bahagia. Punya hikmah luar biasa saat mengetahui  ia bisa memandang suatu masalah dari sudut pandang orang lain, berempati, meringankan beban tetangganya padahal ia juga memiliki beban hidup yang berat, tak ada untung baginya tapi ia juga tak rugi, tak ada yang berkurang dari hartanya, tapi setidaknya ia bahagia saat bisa memberi kebahagiaan bagi orang lain. Berkatalah…. Subhanallah.


Ringan membahagiakan.

 

DUPLIKAT

Seketika saja orang yang berprofesi sebagai tukang cukur di pertigaan jalan ambon dekat rumahku menatapku lekat full senyum dengan terjemahan hatinya berkata-kata saat melihat aku dan ayahku melangkah memasuki kios miliknya, terlihat dari raut mukanya dia sedang berdialog pada hatinya sendiri. Sambutan yang lebih banyak diam terkesan kaget, manggut-manggut, sampai jawaban” iya” yang dia lontarkan sama sekali sulit ditebak. Tidak datar tapi juga tidak banyak hal yang ditanyakan padaku. Tangannya bergerak mencukur rapi rambut ayah, tapi matanya tak pernah absen untuk melihatku, sering kali. Ah, mana mungkin pula aku akan GR kalo pun juga telah berhasil membuat terpesona si tukang cukur itu. Tap.. Tap.. Tap, cukuran hampir selesai. Lalu dia menanyakan pekerjaanku, umur, dan status. Ahai… apa yang akan kupikirkan sekarang?

Tampilan diriku ternyata telah membuat pria kelahiran 70 itu terkenang pada masa lalu, pada seseorang yang paling ia cintai, seseorang yang membuatnya tetap bertahan sendiri sampai saat ini, seseorang yang memberi arti dalam hidupnya tak tergantikan. Kebaikan darinya terus mengalir pada pertemuan yang detik-detiknya begitu singkat baginya, kami menghilang dari hadapannya saat ia berhasil menyeberangkan dan menyetopkan angkot untuk kami karena aku menolak ia mengantar dengan motor, cukup saja terima kasih, tidak kenal.. kupikir.

Apa yang kita pikirkan saat kita bertemu dengan orang yang mengingatkan pada dia yang terkasih? Kita sering berjumpa dengan seseorang yang mengingatkan kita pada orang terdekat, mungkin dari wajahnya, senyumnya, cara bicaranya, atau dari sifatnya. Pernah juga kah berpikir tentang apa yang Allah akan lakukan jika melihat kita mirip dengan Rasulullah, kekasih Allah? Jika kita memiliki sifat yang mirip dengan Rasul, maka tentu akan mendapat perlakuan yang sama dengan apa yang Allah perlakukan kepada kekasihnya tersebut. Kita juga akan mendapatkan cinta dan rahmat yang tak berujung hingga pertemuan pada kehidupan yang kekal itu tiba. Ah, tapi aku tersadar bahwa aku baru masih hanya bisa mirip dengan orang lain secara wajah ataupun karakter, tapi masih jauh dari sifat-sifat kekasihNya. One day…

Pubertas Precock

Untitled

Bunda dan calon bunda, haid pertama atau menarche adalah first period seorang perempuan yang biasanya ditandai dengan keluarnya darah dari rahim akibat kerja dari hormon-hormon reproduksi. Hal itu terjadi karena peluruhan sel telur yang tidak dibuahi sehingga mengalami pembaruan secara berkala. Menstruasi atau haid bersiklus normal 21-35 hari dengan lama hari haid 3-5 hari (http://siklushaid.com/). Menurut pandangan madzhab Maliki maksimal hari berlangsungnya adalah 10 hari sedangkan menurut syafi’I lama haid maksimal 15 hari (//id-id.facebook.com/BelajarHukumIslam/posts/518946391480347), artinya darah yang keluar setelah 15 hari adalah darah istihadhah atau darah penyakit.

Kapan seseorang mendapatkan menstruasi pertama kali? Menstruasi pertama dialami perempuan umumnya pada usia 11-13 tahun. Namun ada juga yang mengalaminya pada usia kurang dari 10 bahkan 7 tahun yang dikenal dengan istilah pubertas precock atau menstruasi dini. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah tidak seimbangnya hormon bawaan lahir. Faktor eksternal yaitu faktor makanan yang dikonsumsi seperti junkfood, atau bisa juga dipengaruhi oleh tontonan yang sifatnya mengumbar sensualitas. Anak yang memiliki berat badan berlebih, berpotensi lebih besar mengalami menstruasi dini. Para peneliti yakin bahwa salah satu alasannya adalah semakin tingginya tingkat anak-anak yang kelebihan berat badan (lemak tubuh membantu memicu dan mempertahankan siklus menstruasi). Sumber: http://forum.detik.com/sekarang-anak-perempuan-kelas-iv-sd-sudah-datang-bulan-mens-t112992.html

Bunda dan calon bunda harus mencermati dengan baik dan memberi perhatian penuh pada anak yang mengalami menarche premature. Seorang anak yang dipilih oleh Allah untuk mendapatkan haid lebih awal adalah anak-anak istimewa dan ia akan hebat lebih awal dari anak seusianya. Seorang anak yang berusia 9-13 tahun yang sudah menstruasi sudah dapat dikatakan aqil baliqh. Agak sedih mungkin melihat orang tersayang harus menyiapkan diri, bertanggung jawab penuh, dan tidak melalaikan kewajiban kepada Allah pada usia dini. Saat ia masih bermain dengan anak seusianya, ia diberi tanggung jawab yang lebih besar. Bunda yang bijak, inilah konsep home education. Perlu pendampingan ekstra dari orang tua bagaimana anak yg mengalami menstruasi dini harus bisa membersihkan sendiri atribut kebersihannya, sudah wajib menjaga aurat dan melakukan ibadah wajib, serta menjaga interaksinya dengan lawan jenis, belum lagi pengetahuan tentang bacaan-bacaan praktik ibadah (ex:bacaan mandi wajib). Saat anak sudah baliqh maka ia juga harus berakal. Tidak ada toleransi mengenyampingkan kewajibannya sebagai mukmin baligh dengan alasan ia masih anak-anak, karena ketika ia baligh maka mulai dihitung semua amal dan dosanya (https://id-id.facebook.com/notes/sekolah-alam-tangerang-full/generasi-baligh-belum-aqil/10150663285940688) . Tugas orang tua menjadi penting untuk menjadikan setiap anak matang sedini mungkin. Sebagaimana  Rosul dan para sahabat yang bisa professional terhadap diri mereka sendiri pada usia belasan tahun, seperti Usamah ra yang ditunjuk menjadi panglima perang Tabuk pada usia 16 tahun. Semoga Allah memudahkan kita menjadi orang tua yang mampu mendidik anak-anak kita kelak menjadi generasi Robbani pilihan. Aamiin.

Membaca dari celah langit

dia sudah kehabisan cara bagaimana menjelaskan padamu apa maksudnya.
yang sudah lebih dari lelah
kau tau, dia menyimpan baik-baik lukamu dalam kantongnya
berjanji tanpa kau tau, tak akan membagi kata yang pernah ia kumpulkan darimu, dari matamu.

dia matahari.
membakar dirinya sendiri untuk memberimu kehidupan.
rela kau punggungi agar kau bisa tenang bersama malam.
yang menangis diam-diam di tepi malam karena sudah kehabisan cara bagaimana menjelaskan padamu apa maksudnya.

dunia sudah sangat berisik.
sejak kau menjadi sehelai kertas disudut itu, dia telah memusuhi kata-kata
membenci penjelasan.
baginya, hanya ada satu hal yang bisa dilakukan
:diam.
kau belum juga paham?

Tetaplah….

Tetaplah semangat dengan kesungguhan seperti apapun keadaannya

Tetaplah menjaga tanggung jawab meskipun terasa berat

Tetaplah memelihara kejujuran seberat apapun resikonya

Tetaplah mengasah dan memperbaharui ketaatan dalam momen apapun

Tetaplah bertekat untuk selalu mengubah sikap dan perilaku semampu yang kita bisa meski pasti belum bias menjadi yang terbaik.

JEJAK

jejak
Disadari atau tidak,aku, kamu, dan kita, telah merekam jejak. Jejak sendiri, berdua, lebih dari dua, atau beramai-ramai. Jejak yang sengaja atau tidak sengaja telah diukir menciptakan berbagai macam bentuk, lurus juga melengkung. Berbagai macam jejak itu juga tak luput dari jejak-jejak terdahulu yang pernah kita temui, dari orang-orang terdahulu. Apa yang kita saksikan kemudian kita mencontohnya. Jejak yang mungkin tanpa disadari telah melekat pada diri kita sebagai gen bawaan. Bukan, bukan gen, tapi lebih tepatnya jejak yang diikuti akibat dari pola yang biasa kita terima. Ya, karena pola saja.

Rasulullah membiarkan seorang Arab Badui yang memasuki masjid lalu kencing di salah satu sudut masjid. Saat salah satu sahabat menghardiknya, Rasulullah melarang, “jangan lakukan”. Ketika orang itu telah menyelesaikan hajatnya, Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk mengambil air kemudian bekas kencing itu pun disirami. Arab Badui adalah pengembara yang ada di jazirah Arab. Perawakan Badui sangat khas dan terkenal. Mereka juga sangat jauh dari ilmu agama, sehingga membuat kalangan mereka mudah dikenali. Orang Badui selama berpindah tempat selalu mempertahankan budaya dan cara hidup turun menurun dari suku mereka.

Seorang Arab Badui yang diperlakukan begitu santun oleh Rasulullah mendapatkan pelajaran baru atas pola yang selama ini dijalaninya. Pelajaran yang diberikan oleh manusia pilihan yang menegur dan mengajarkan dengan penuh kasih sayang serta contoh bukan dalam bentuk cacian yang menghinakan. Selanjutnya, apakah ia memiliki pola baru dalam kesehariannya setelah ditegur oleh Rasul? Kisah keseharian Arab Badui di hari-hari berikutnya ini tidak berlanjut di telinga kita. Karena titik tekan yang sering diambil dari kisah ini adalah bagaimana teguran atau ajakan yang kita lakukan akan berbeda tergantung objek yang disikapi. Tapi pada kisah lain, disebutkan Rasulullah saat bertawaf pernah bertemu Arab Badui yang sedang bertawaf sambil berzikir “Ya Karim! Ya Karim!”. Banyak juga dari kalangan Arab Badui yang akhirnya memeluk islam.

Pengajaran baru yang kita dapatkan, yang disampaikan dengan cara yang tepat oleh orang yang tepat akan membuat siapapun yang menerima merasa berkesan. Tapi tidak kalah menarik, jika kita melanjutkan sendiri kisah si Arab Badui. Pelajaran baru yang ia terima akan menjadi pola baru jika ia mau melanjutkan. Apalagi ia langsung mendapatkan contoh dari manusia mulia sepanjang masa dari pengajaran itu, bukan sekedar ceramah dari mulut yang berbusa-busa.

Jejak lama diganti jejak baru, hari kemarin menjadi hari ini lalu berubah menjadi hari esok. Karakter sebagai alasan pemberi jejak, terbentuk atas dasar pola yang kita tekatkan sebagai pembaharuan. Jejak-jejak itu bisa kita pilih dengan memilih lingkungan baru yang memberikan kebiasaan atau pola dalam hidup kita. Maka, kembali kepada Allah meminta agar senantiasa diberi kebaikan dalam memilih juga dipilihakan lingkungan yang baik, didekatkan dengan orang-orang baik akan menghantarkan kita pada jejak-jejak lain, jejak-jejak kebaikan, bukan berhenti menyerah pada pola lama yang telah dicontohkan lalu menjadi sifat bawaan.

…….Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap ssesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( QS Ar-Ra’du: 11)

Mercon Umes

 

“ Hari ini puasa kan, neng?”

Yupz, hari ini adalah puasa wajib di hari ke-6 Bulan Ramadhan. Ada pertanyaan lagi? Oh ya, tahun 1433 H atau 2012 Masehi.

“ Gimana coba dengan hatinya hari ini?”

Huah, nggak tau >_< Males jadi kebawa males juga semuanya. Mulai dari tilawahnya, rawatibnya, lailnya, senyumnya, dan ‘nya’ yang lainnya juga. Susah mau khusnudzon. Pokoknya kalau lagi bete kebawa deh semua bete. Enak kalau kacang mete. Tapi mahal. Harga per kilonya 140 ribu rupiah dengan varian rasa. Lantas?

“ Mau berapa lama metenya, eh betenya?”

Huuhh… nanya melulu. Udah deh pokoknya dengerin aja aku mau koar-koar. Jangan banyak tanya dulu. Lagi kesel nih, nyebelin. Dengerin ya, sebentar, Cuma beberapa jam aja. Awas kalau tidur.

***

Hah, lagi kesal-kesal di tempat kerja gini aku lagi ngebayangin nih ya. Aku pulang ke rumah dengan muka pesut penuh keriput berlipat-lipat, kusut. Terus disambut dengan suami yang lagi nonton TV acara ustad Yusuf Mansyur atau Ustad Subkhi Albughari sambil kepalanya ketunduk-tunduk nahan ngantuk (maklum, bulan puasa kurang tidur).

Terus pas bilang “Assalaamu’alaikum”

langsung dijawab dan dikasih senyum termanis “ Wa’alaikumussalam Nai.. , Lho..kok cemberut. Yahh, manisnya yang cuma nempel dikit itu jadi ilang deh. Waduh gosokan mana ya? Atau bentar ya, abang ambil kapas dulu. ”

“ Kapas, untuk apa Bang?”

“Sebelum merconnya idup, Abang mau siap-siap nih. Lumayan biar nggak terlalu meletup di telinga.”

“ Huhhuuhu… Abaaaanggg!!! Biar aja manisnya ilang juga, nggak peduli mau mercon kek, obor, apa letusan gunung berapi. Pokoknya Abang harus dengerin. Nggak pake kapas apalagi bantal. Kesel nih, Baaaaang. Nggak rela diomongin gitu.”

“ Huffth, nasib jadi tembok. Jadi Abang nggak boleh minta diskon nih untuk gerutunya?

“ Coba deh ya, Bang…..Sjthjkjiujlkl;khhkasdklfkudksssstnjhk==0njhkdallljjk;#??. Tuh, iya kan aku nggak salah. Harusnya ibu itu tanya dulu ke aku. Apa iya aku nggak masuk, kalaupun benar nggak masuk juga tanya dulu dong alasannya apa. Lagian ibu itu bukan atasan aku, apa urusan dia? Walaupun orang-orang di kantor pada belain aku, tapi kan tetep aja ini fitnah namanya. Aku dateng kok walaupun emang nggak ke ruangan. Apa iya kinerja itu cuma diukur dari kehadiran yang harus setor muka? Seolah ya bang, aku nggak punya prestasi yang bisa dibanggakan. Nyebelin…”

Memang ya,agak sulit menghilangkan emosi meledak dan mencak-mencak saat ada hal yang tidak sesuai dengan hati kita. Terus abang hanya kasih jawaban lagi:

“ Sudah?”

“ih, abang. Aku kan berbagi cerita. Biar abang juga tau gimana aku di kantor!”

“ Iya, abang senang dapat cerita update tentang kamu. Tapi kan nggak harus emosi nggak jelas gitu. Trus emang salah abang juga makanya sampe abang yang kena ciprat api dan suara merconnya?”

*merengut plus gondok*

“ Abang cuma kenal dengan Nai bukan ibu itu. Abang juga sayangnya ke Nai bukan ke ibu itu. Nai boleh aja nggak suka dengan sikap ibu itu lalu berekspresi seekstrim mungkin. Meyakinkan ke abang dan semua orang kalau Nai nggak bersalah.”

“ Maksud Abang?”

 “ Sekarang boleh abang yang gantian ngomong?”

*Mati gaya. Diam*

“Udah selesai kan nyerocosnya?”

*Cuma ngangguk*

“ Nai sayang, dulu awal abang memilih Nai menjadi istri karena keshalihan yang ada dalam diri Nai. Jadi cantik lahir batin. Ada wajah yang terlihat polos, meneduhkan. Terus sekarang, setiap Nai cerita kekesalan hati dengan nada kesal yang meluap-luap, yang buat jadi jelek itu, abang bisanya cuma senyum sambil bilang dalam hati kalau abang lebih sayang dengan kamu. Karena Nai unik.”

*mulai menatap mata suami, agak riang pas dipuji*

“ Coba direnungkan, keuntungan apa yang Nai dapat dengan ngomel-ngomel gini?”

“ Ya udah, aku udah niatin bilang ke ibu itu langsung kalau aku nggak suka dengan perlakuannya. Aku mau tulisin surat ke beliau, biar beliau sadar kalau perbuatannya menyakitkan orang lain. Ibu itu harus tau kalau sudah banyak orang yang nggak suka dengan dia. Biar dia bisa merubah sikap arogannya yang nggak adil.”

“ Bagus… bagus kalau ada action nggak hanya ngomel”

*manyun*

“ istri abang yang shaliha, abang nggak peduli searogan apa ibu itu. Bagaimana dia sudah berlaku tidak adil dengan Nai. Pikiran yang baik kalau Nai mau menegur ibu itu dengan santun tanpa harus menghakimi. Tapi tentu bukan sekarang. Nanti, Nai bisa mengeluaran kata bijak kalau sudah nggak emosi lagi. Kalau Nai sudah ikhlas. Menegurnya semata karena kebaikan. Nai tau, justru semakin banyak yang berlaku buruk ke kamu, pahala Nai semakin banyak dan Allah akan meninggikan derajat Nai. Tapi kalau ikhlas.”

“ hhhhhm…. tapi kan jadi nggak semangat, bang.”

“ Abang cuma sayang dengan pahala yang nggak jadi karena ngomel. Nai itu lembut, masa harus hilang hanya karena orang lain. Mana nih Nai yang selalu bilang ‘sabar’, apa rela identitas muslimahnya hilang setiap ada perbuatan orang yang nggak menyenangkan. Nai ingat kan, perbuatannya itu adalah urusan dia dengan Allah. Tugas Nai hanya memaafkannya. Beres. Nai juga nggak perlu kecewa, karena Allah juga yang melihat pekerjaan kita. Nai memang nggak salah, tapi nggak harus menyalahkannya. Biarkan Allah yang menilai. Abang dan pastinya Allah pasti nggak rela kehilangan Nai yang tulus, bersahabat, dan selalu semangat.”

*speechless…nangis*

Pesan sponsor:

haha, saat ini  Nai cuma bisa ngobrol dengan suaminya saat di depan cermin.

Maka, dapatkan suami shalih di toko Lillah segera. Aamiin.

Tiada Duka yang Abadi

http://www.4shared.com/mp3/0Ul-HxbZ/Opick_-_Tiada_Duka_Yang_Abadi.html

tiada duka yang abadi di dunia
tiada sepi merantaimu selamanya
malam kan berakhir, hari kan berganti
takdir hidup kan dijalani

tangis dan tawa nyanyian yang mengiringi
hati yang rindu tanda cinta dijalan-Nya
namun ku percaya hati meyakini
semua akan indah pada akhirnya

andai bisa ku mengulang
waktu hilang dan terbuang
andai bisa perbaiki segala yang terjadi
tapi waktu tak berhenti
tapi detik tak kembali
harap ampunkan hamba-Mu ini

waktu berputar rembulan dan matahari
bunga yang mekar akan layu akan mati
malam kan berakhir, hari kan berganti
takdir hidup kan dijalani

andai bisa ku mengulang
waktu hilang dan terbuang
andai bisa perbaiki segala yang terjadi
tapi waktu tak berhenti
tapi detik tak kembali
harap ampunkan hamba-Mu ini (2x)

Jadi, Salah Siapa?

 

  Salah Siapa? “Aku nggak menyangka bapak itu bisa berbuat seperti itu, berani banget ya?” ujar seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai dosen.

“ Namanya juga kepepet, bu. Lagi butuh uang kali ya.” Sahut teman seprofesinya

“ Ya tapi kan malu, bu. Lagian bodoh juga mahasiswanya. Mau aja disuruh beli nilai.”

“ Mahasiswa mau aja lah. Bapak itu dong yang terlalu berani memberikan penawaran ke mahasiswanya. Sekarang kan baru tau rasa karena ketahuan, mana dosen senior lagi. Kasian ya!”

Aku terkesima mendengar obrolan teman yang mau tidak mau mendengar, dan jadinya aku penasaran juga dengan ceritanya (hehe..bukan bermaksud gibah lho). Nilai mahasiswa bisa diperbaiki jika memberi sejumlah uang kepada dosen mata kuliah bersangkutan, dan jumlah rupiahnya telah disepakati sebelumnya. Jelas, itu mencoreng nama baik dosen PNS yang menjadi pelaku, dosen lainnya, institusi negeri kami sebagai wadah.

Aku jadi teringat dengan kisah suap salah seorang kader partai poltik yang sedang hot jadi buah bibir masyarakat tahun ini, Anas Ubaningrum, yang diindikasi telah melontarkan sejumlah uang kepada ketua-ketua DPC agar mau memilihnya menjadi ketua umum partai dan disinyalir uang itu adalah hasil korupsi. Terlepas benar atau tidak informasi tentang Pak Anas, Jelas sudah jadi biasa bagi kita mendengarnya, seperti kita semua tau apa yang terjadi ketika masa pemilu tiba.

Lantas, siapa sebenarnya yang harus disalahkan dalam penyakit masyarakat ini? Tentu tidak dapat seseorang memberi jika tidak ada orang lain yang menerima, tidak ada yang ingin menolong ketika tidak ada yang ingin ditolong, tidak ada pembeli jika tidak ada penjual, atau sebaliknya. Wajar jika pejabat publik yang terpilih adalah mereka yang memiliki kepentingan pribadi bukan alasan rakyat, karena memang sebagian besar masyarakat yang memilih juga adalah masyarakat yang memiliki kepentingan pribadi atas kesenangan mereka sendiri tanpa berpikir generasi berikutnya. Masuk akal, jika pemimpin negara yang terpilih adalah yang memiliki jiwa koruptor, karena masyarakat juga yang mau memilih dengan alasan tanggung jawab karena telah mendapatkan sejumlah uang (money politic). Masyarakat pragmatis menciptakan kondisi dilematis hingga memberi ruang yang begitu strategis bagi calon pemimpin masyarakat yang memiliki mental pesuap. Kesalahan ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Jika kita melihat kehidupan Rosul yang begitu jujur, kita bisa mengaitkan prinsip kehidupan dengan keimanan seseorang, sehingga tidak ada lagi dikotomi antara islam dan kehidupan yang menyangkut segala aspek. Seperti kata aa’Gym bahwa perubahan bisa kita lakukan dengan 3M, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai dari saat ini. Hindari sogok menyogok mulai dari diri kita dan keluarga, hindari membayar atau meminta imbalan jasa atas pekerjaan yang memang telah menjadi tugas, dan berupaya semaksimal mungkin tidak menggunakan cara yang tidak halal sebagai alat menuju tujuan.

Kesalahan itu bukan hanya berakibat buruk pada saat ini saja, tapi selamanya. Pernah aku berbincang dengan teman tentang mudahnya menjadi PNS dengan hanya menyogok. Sudah menjadi image sendiri bagi daerah kami di Lampung bahwa PNS adalah pekerjaan yang tidak murni. Budaya menyogok agar menjadi PNS adalah budaya yang membawa kepada keterpurukan dan kehancuran panjang. Bagiku pribadi, sudah bisa dimaafkan jika pelaku (PNS bajakan) menyesali perbuatannya, memandang buruk perbuatannya, dan berjanji tidak memberi kesempatan untuk mengulangi baik pada dirinya maupun orang lain. Tapi ternyata tidak semudah itu, temanku bilang bukti dari penyesalannya adalah dia harus mengundurkan diri dari PNS. Awalnya kupikir itu saran yang kejam, tapi ternyata benar bahwa selamanya dia akan memakan harta haram dalam hidupnya. Makanan yang akan masuk ke dalam perut dirinya dan keluarga selamanya akan berasal dari harta yang tidak halal, lalu hilanglah garansi keridhoan Allah dalam hidupnya. Begitupun dengan pihak yang menerima.

Maka… Ubahlah jargon hidup kita!!

Ganti slogan “Bayar saja, yang penting cepat beres” dengan “Santai saja, yang penting barokah” Mari raih kesuksesan akhirat dan dunia kita !!!